Sabtu, 20 April 2013

Allah... Hati memanggil-Mu

         
   Seorang hamba yang mengaku cinta kepada Allah terus-terusan meminta sesuatu yang berhubungan dengan dunia. Kendati berkali-kali Allah menanyakan keseriusannya tentang cintanya itu, namun dengan kepandaian manusia berargumentasi, ia tetap mengaku cinta kepada Allah. Bahkan dengan bahasanya yang sangat manusiawi ia berkata kepada Allah, "wahai Allah, karena aku masih hidup di alam dunia ini, kabulkanlah segala hajatku tentang dunia agar dengan dunia itu aku bisa lebih mendekatkan diri kepada-Mu. Dan percayalah, bahwa ketika hajatku pun terkabul, cintaku pada-Mu tak pernah berubah."

Allah senang tatkala seorang hamba mengaku cinta kepada Allah hingga meneteskan air mata. Bagaikan nyanyian merdu yang selalu ingin Allah dengarkan, sehingga Allah tidak lekas mengabulkan hajatnya. Sebab khawatir jika hajat itu terkabul, ia berhenti menyanyikan lagu cinta di hadapan Allah lagi.
            Demikianlah apa yang dilakukan oleh nabiyullah Ibrahim a.s. dan apa yang diperbuat Allah kepada nabi Ibrahim. Ketika nabi Ibrahim mengaku cinta kepada Allah, membuat Allah senang. Namun ketika nabi Ibrahim memohon seorang anak, Allah mulai khawatir akan cintanya. Akankah nabi Ibrahim masih mencintai Allah jika telah diberikan seorang putra. Maka kemudian Allah membiarkan Ibrahim terus meronta, menangis dan memohon agar Allah mengabulkan.
            Bukannya Allah tega atau tidak kasihan kepada Ibrahim. Tapi rupanya Allah sangat menikmati ratap dan rintih hamba-Nya itu tatkala memohon. Nabi Ibrahim tak berputus asa, beliau terus saja memohon dengan deraian air mata selama 92 tahun agar Allah menganugerahkan anak kepadanya. Setelah dirasa puas Allah menikmati permohonan nabi Ibrahim, akhirnya Allah mengabulkan jua permintaannya. Namun lagi-lagi Allah ingin melihat, masih seberapa cintakah nabi Ibrahim kepada diri-Nya setelah permohonannya terkabulkan.
            Kemudian Allah meminta nabi Ibrahim untuk membuktikan cintanya kepada Allah dengan perintah menyembelih anaknya sendiri. Namun karena nabi Ibrahim adalah hamba yang konsisten dengan cinta sejatinya, maka tak ada yang dapat mengalahkan cintanya kepada Allah, meski anaknya sendiri. Dilaksanakan lah perintah Allah itu sebagai bukti cinta yang tak pernah berubah kepada Allah.
            Ismail anak satu-satunya disembelih oleh nabi Ibrahim lantaran ia dihadapkan oleh dua pilihan antara cinta Allah dan anaknya. Nabi Ibrahim sadar benar bahwa kebersamaan dengan anaknya hanya sebatas hidup didunia saja, sedangkan kebersamaan dengan Allah akan kekal selamanya. Beliau juga menyadari benar bahwa apa yang dimilikinya di dunia, jika diserahkan kepada Allah, maka akan Allah kembalikan saat menjalani hidup yang sebenarnya di akhirat nanti.  Oleh karena nabi Ibrahim menyayangi anaknya, maka beliau berkeinginan untuk hidup selamanya dengan anak tercintanya di syurga kelak.  Makanya pada saat Allah meminta putranya Ismail, langsung saja beliau serahkan kepada Allah. Demikianlah seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual yang luar biasa.
            Begitupula hendaknya cara berfikir ummat muslim, jika memiliki sesuatu yang sangat disayang, mestinya ia titipkan sesuatu itu kepada Allah, agar ia bisa selalu bersama sama dengan sesuatu yang ia cintai itu selamanya.
            Sebentar lagi hari raya qurban akan datang. Seakan Allah menawarkan kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, dengan siapa ia ingin selalu bersama, maka berkurbanlah untuk orang yang ia cintai.
            Jika seseorang sangat mencintai ayah atau ibunya, dan ingin selalu hidup bahagia bersama dengan mereka di alam abadi, niscaya ia akan berqurban untuk ayah atau bundanya. Atau jika ia sangat mencintai anak atau keluarganya, maka ia pun akan berqurban buat anak atau keluarganya itu, sehingga ia bisa berkumpul bahagia bersama di dalam syurga yang kekal.
            Seseorang yang mengaku cinta kepada Allah, akan menganggap remeh semua yang ia miliki. Apalagi saat Allah meminta sebagian harta yang dimiliki, maka tak akan ada lagi penghambat serta alasan yang dapat menghalanginya untuk memberikan apa yang Allah pinta. Dan hal yang mustahil bagi Allah adalah meminta kepada hamba-Nya sesuatu yang tidak dimiliki hamba itu.
            Terkadang banyak sekali alasan manusia untuk tidak berqurban di hari raya qurban. Atau bahkan mereka merasa sayang jika sebagian hartanya dikeluarkan untuk berqurban. Atau ada juga yang takut jika sebagian hartanya untuk membeli hewan qurban, nanti kebutuhan hidupnya akan berkurang. Padahal, bukankah cinta kepada harta yang cintanya lebih ketimbang kepada Allah adalah perbuatan syirik? Bukankah harta yang dibelanjakan untuk Allah akan dibalas dengan berlipat ganda? Sungguh, alasan yang dibuat-buat ketika ada seseorang yang mengurungkan niatnya untuk berqurban. Apalagi yang sama sekali tidak ada niat untuk berqurban. Tidakkah seseorang memiliki orang yang dicintai dan ingin hidup berdampingan selamanya di syurga?
            Mari kita sisihkan sedikit harta yang kita miliki untuk pengganti qurban diri atau saudara kita agar berkah hidup ini dan cinta serta iman kepada Allah senantiasa melekat di sanubari.
            Ya Allah, hati ini memanggil-Mu. Datanglah dalam hati kami melalui qurban yang kami hantarkan untuk-Mu.
            Bagi anda yang berada di luar negeri dan merasa bingung untuk berqurban, kami memberi informasi bahwa Yayasan Yatim Alirsyad memudahkan anda yang berniat qurban.
Silahkan anda tanyakan melalui sms ke nomor 08129519093. Terima kasih dan salam hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar