Sabtu, 20 April 2013

Alfatihah yang tumpul


               Ada orang yang cuma baca alfatihah saja bisa bikin orang kangen. Ada juga yang cuma baca alfatihah bikin penyakit sembuh. Malah, ada yang cuma baca alfatihah bikin orang yang mau berbuat jahat, malah berbalik kejahatan itu menimpa si pelakunya. Tidak sedikit para kiyai atau bukan kiyai, yang begitu disakiti orang lain, kemudian ia membaca alfatihah yang padahal alfatihah yang dibacanya itu hanya untuk meminta agar Allah menambahkan kesabaran lagi pada dirinya karena telah dihina dan dicaci maki seseorang, tapi justru malah
membuat orang yang menghina jatuh sakit dan hampir tiada dapat disembuhkan. Sebab barangkali lantaran Allah ingin menghentikan akhlak buruknya yang suka menghina dan mencaci maki itu dengan penyakit. Allah kan tahu, mungkin hanya dengan sakit lah, ia bisa berhenti dari sifat tercelanya itu. Sebegitu mujarabnya alfatihah buat sebagian orang.
               Tapi ada juga orang yang baca alfatihah sampai mulutnya berbusa buat ngobatin orang, masih ndak mempan juga. Ada yang sengaja secara khusus  ‘muasain’ alfatihah buat melet orang, masih juga ndak ‘nyantel. What happen? Ada apa dengan alfatihahnya? Kok sepertinya alfatihah yang dibacanya tidak bermanfaat buat apapun sih? Hemmm….  Ini nih yang dibilang alfatihah ‘tumpul’. Padahal kanjeng Rasul telah bersabda: “ada dua doa yang jika dibaca oleh manusia, maka Allah akan menjawabnya saat itu juga, yakni  tiga ayat terakhir surat al-Baqarah dan surat alfatihah. Namun mengapa tidak semua orang bisa menggunakan alfatihah-nya buat hajat yang di inginkannya? Apa jangan jangan Allah pilih kasih? Atau barangkali ini yang dimaksud  sebagai ‘orang-orang yang dikehendaki Allah’?
               Bukan…!! Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengasih yang tak pernah pilih kasih. Tuhan Yang Maha Penyayang, yang sayangnya tiada pernah terbilang. Laa nufarriqu bayna ahadin (Dialah Tuhan yang tak pernah membedakan antara satu dengan yang lainnya).  Manusia-lah yang membuat dirinya berbeda. Semua manusia telah sama dibekali Al-Quran sebagai petunjuk,  obat dan senjata dalam hidup. Wanunazzilu minal qur’ani maa huwa syifaa’u warahmah. Namun ada manusia yang mau memanfaatkannya, ada juga yang masa bodoh. Di sisi lain, ada orang yang ingin memanfaatkannya cuma tidak tahu caranya. Nah, tulisan kali ini akan memberi satu diantara ribuan cara agar ayat Al-Quran, khususnya surat alfatihah memiliki bobot yang sangat mustajab. Istilah orang Jawa bilang, “alfatihahnya mandi alias manjur”.
               Saya pernah mendapat sms dari seseorang yang berisi tentang hujatan, cacian dan makian. Sudah 15 kali ia mengirimkan ke sms center di pesantren  dengan waktu yang berlainan. Sempat terusik juga hati ini sehingga pada saat itu saya bergegas ambil wudhu, shalat dan bermunajat dengan surat alfatihah agar Allah tambahkan kesabaran pada saya dalam menghadapi berbagai macam tabiat manusia. Subhanallah, betapa terkejut saya ketika seminggu kemudian datang sebuah keluarga ke pesantren dan mengaku sebagai keluarga yang telah mengirimkan sms ‘kotor’ itu. Mereka meminta maaf atas perbuatan saudaranya itu, karena katanya, kini kondisinya sedang sekarat sejak tiga hari yang lalu. Penyakit dadakan yang mengakibatkan stroke dan hampir seluruh tubuhnya tidak berfungsi. Rupanya  menghina dan mencaci maki orang lain sudah menjadi tabiat baginya, sehingga Allah hentikan keburukan itu dengan cara menurunkan penyakit pada dirinya. Kebetulan pada saat keluarganya datang pada saya untuk meminta maaf, saya sedang bersama rekan yang juga seorang pendiri pesantren di bilangan Banten. Saya ajak beliau untuk menemui yang sakit. Allahuakbar, setelah beliau membaca surat alfatihah dan disebulkan ke ubun-ubun si sakit, mendadak ia langsung bisa menggerakan bagian tubuhnya satu persatu. Benak saya bergemuruh, subhanallah. Sebegitu tajamnya alfatihah yang beliau miliki. Memang saya ketahui selama hidup bersamanya dahulu, beliau merupakan orang yang hampir tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib, dhuha, apalagi tahajud. Alfatihah selalu beliau gunakan disetiap shalat. Barangkali itulah yang membuat alfatihahnya menjadi sangat ‘tajam’.  Alfatihahnya jadi terasah karena sering digunakan untuk shalat fardu maupun sunnah. Berbeda ceritanya dengan  seorang teman saya yang lainnya, ia dianggap sebagai tokoh agama yang cukup ternama.  Namun tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa doa yang ia panjatkan buat orang lain, seperti tidak terjawab. Alfatihahnya ‘muntul’. Secara tanpa sengaja saya mendapatkan jawaban atas mengapa alfatihah rekan saya itu sepertinya tumpul. Beberapa kali saya bepergian bersamanya, rupanya ia orang yang suka meremehkan shalat. Sehingga alfatihahnya jarang digunakan untuk shalat fardu apalagi shalat sunnah. Pantas saja jika alfatihahnya jadi tumpul, mungkin karena jarang terasah.
               Kisah diatas hanya segelintir dari kesaksian saya mengenai tajam atau tidaknya alfatihah pada diri seseorang. Oleh karenanya, saya berani menyimpulkan bahwa seseorang yang sering menggunakan alfatihahnya buat shalat fardhu dan sunnah, ia akan menjadi sangat ampuh untuk setiap doa yang dipanjatkan. Apalagi jika seseorang mau mendawamkan atau membiasakan untuk membaca surat alfatihah dalam berbagai keadaan. Di perjalanan, saat bekerja, atau pada saat sedang diam menunggu. Jika alfatihah selalu terucap dari bibirnya, maka rasanya cukup baginya alfatihah sebagai pendamping hidupnya yang dapat ia gunakan untuk berbagai hal.
               Bukankah alfatihah itu terdiri dari tujuh ayat. Rasul menyebutnya sebagai sab’ul matsani. Artinya tujuh ayat yang diulang-ulang. Sedangkan bagi wanita haid dibolehkan membaca ayat Al-Quran tidak lebih dari tujuh ayat. Itu artinya, wanita yang sedang haid boleh membaca surat alfatihah. Jadi tidak ada alasan bagi setiap orang untuk meninggalkan surat alfatihah, baik laki maupun perempuan. Tapi itupun bagi orang yang ingin memiliki senjata ampuh yang tak terlihat oleh mata. Gampangnya ngomong, orang yang kepingin punya karomah, maka jadikanlah alfatihah sebagai zikir hariannya.
               Guru saya pernah berpesan, “Allah telah memberikan alfatihah buat seluruh hamba-Nya, termasuk dirimu. Jika engkau sering mengabaikan alfatihah itu atau jarang menggunakannya, maka alfatihah yang kau miliki akan tumpul, tak bisa ‘digunakan’ untuk apapun. Jika engkau ingin dimudahkan dalam urusan rezeki, maka sanggupkah bagimu membaca surat alfatihah sebanyak 313 kali setiap habis shalat fardhu?”
               Atau barangkali anda ingin suami atau istri anda menjadi sayang dan merasa kasihan kepada anda? Maka lakukanlah amalan berikut ini, biasakanlah membaca surat alfatihah dalam berbagai keadaan. Kemudian jika malam telah tiba, kira kira suami atau istri anda sudah tidur, bacakanlah hadiah  alfatihah buat suami atau istri anda. Sebutkan nama lengkapnya dan bayangkan wajahnya. Kemudian seusai membaca alfatihah, bayangkanlah anda meniupkan alfatihah tersebut ke ubun-ubunnya. Syukur- syukur jika anda sedang berada di sisinya. Semoga bermanfaat dan salam hangat. (*)              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar