Asa yang terburai
Bagian dua
oleh: Mahfudin Arsyad
Sebetulnya berat hatiku untuk meninggalkan Ardi dalam keadaan begitu. Namun
apa boleh dikata, ini bukan hak-ku untuk mencampuri kehidupan orang lain.
Apalagi ada keganjilan yang kurasa pada diri pak RT dan ibu setengah baya itu
tentang kehidupan Ardi. Tapi... ah, itu bukan urusanku.
Kumasukkan kunci Harley-ku pada tempatnya.
Namun tiba-tiba, seperti
teringat akan sesuatu. Aku diam sejenak. Rasanya aku pernah melihat wajah pak RT itu sebelumnya. Sebentar….! Yap,
aku ingat! Ingat sekali. Bahkan teramat jelas.