Kamis, 29 November 2012

selilit sekh Konidin


Penyesalan seorang kiyai
Mas emha ainun nadjib atau yang biasa kita kenal dengan cak nun, pernah bercerita tentang seorang kiyai yang ahli ibadah. Dimana ibadahnya membuat gentar hampir seluruh malaikat. Kedekatannya dengan Allah sudah melebihi takaran manusia pada umumnya, bahkan banyak malaikat sudah menobatkan kiyai itu sebagai penghuni syurga kelas paling elit. Suatu ketika kiyai tersebut dipinta untuk memimpin tahlil dikampung sebelah. Ketika beliau memberikan tausiyah, seluruh jemaah menangis takut akan neraka dan tertawa bergembira akan syurga. Do’a yang beliau panjatkan membuat bulu kuduk merinding. Terkesan begitu anggunnya kiyai dalam memahami agama.
Selesai tahlil, seperti biasanya, beliau diajak makan berjamaah dirumah sohibul bait. Makan enak. Daging, gulai kambing serta tidak ketinggalan semur jengkol yang sedang ngetren pada masa itu. Selesai makan, pak kiyai pamit pulang. Ditengah jalan, ujung lidahnya menemukan sisa daging yang masih terselip disela giginya. Sulit sekali dikeluarkan hanya dengan menggunakan lidahnya. Beliau berhenti sejenak didepan halaman rumah seseorang yang terdapat pepohonan. Pak kiyai mengulurkan tangannya sedikit untuk memetik sebatang ranting kecil yang kemudian dijadikannya sebagai selilit alias dongkrak untuk mencungkil sisa daging yang terselip diantara sela giginya. Setelah sekian lama beliau berupaya, akhirnya berhasil juga sisa daging itu dikeluarkan.
Kullu nafsin dzaaikatul maut. Setiap manusia pasti akan mati. Begitu pula pak kiyai yang ahli syurga itu. Setelah menderita sakit selama tiga hari, akhirnya beliau meninggal dunia. Seluruh malaikat yang terkagum kagum akan ibadah pak kiyai semasa hidupnya, mengiringi keberangkatan ruhnya hingga langit ketujuh. Harum mewangi jiwanya memenuhi jagat raya ini. Namun ketika seluruh malaikat siap mengantarkannya kedalam syurga, malaikat ridwan sebagai penjaga pintu syurga menghalau pak kiyai yang bermaksud masuk kedalamnya. Karuan saja hal ini membuat pak kiyai terkejut bukan main.
“apa salahku sehingga engkau melarangku untuk masuk kedalam syurga wahai malaikat ridwan?”
“mungkin engkau lupa wahai kiyai yang terhormat. Apakah engkau pernah memimpin tahlil?”
“benar, tapi apakah tahlil itu bidah dan salah sehingga aku tidak bisa masuk kesyurga karena tahlil?”
“bukan, bukan tahlil yang membuat engkau terhalang masuk syurga. Justru tahlil itulah yang membuatku malu untuk menghentikanmu masuk kedalam syurga ini. Setelah tahlil, apa yang kau makan?”
“aku makan daging. Tapi itu daging kambing kok, bukan daging babi? Emang mulai kapan makan daging kambing ndak boleh masuk syurga?”
“bukan daging kambingnya yang membuatmu terhalang masuk syurga. Tapi apakah ketika kau makan daging kambing itu tidak ada sisa daging yang nyelip diantara sela gigimu? Kalau ada dengan apa engkau mengeluarkannya? Dengan selilit? Darimana kau peroleh selilit itu?”
“astagfirullahaladzim......” pak kiyai langsung menangis menyesali perbuatannya yang telah memetik ranting pohon orang tanpa izin untuk digunakannya sebagai selilit giginya. “benar wahai malaikat ridwan, aku telah memetik ranting orang tanpa izin.....”
“hemmm, engkau tidak akan bisa masuk kedalam syurga ini selama orang yang punya pohon itu mengikhlaskan sedikit rantingnya yang kau curi. Atau amal kebaikanmu akan diambil oleh orang yang kau curi itu.”
Subhanallah, seluruh amal ibadah yang dilakukan seseorang, tidak menjadi jaminan dirinya bisa masuk kedalam syurga bila masih ada hak orang lain yang belum dikembalikan olehnya. Pahala yang banyak itu akan terkikis habis buat mengganti hak orang lain yang dicuri. Berapa banyak orang yang meminjam sesuatu kepada temannya, namun sebelum ia sempat mengembalikan, ternyata temannya tersebut sudah pergi entah kemana. Lalu ia kehilangan cara untuk bisa mengembalikan yang bukan haknya. Atau malah seseorang dengan sengaja meminjam sesuatu kemudian pergi tanpa pesan. Dan senang karena dirinya pasti akan selamat dari orang yang akan menagih kepadanya.
Lupakah kita, bahwa Allah adalah Tuhan yang maha menatap. Tuhan yang maha adil dan tidak pernah tidur? Allah tidak akan membiarkan hambaNYA terzalimi. IA pasti akan menolong setiap hambaNYA yang dizalimi.
Ada orang yang meminjam uang ke bank dengan jaminan paspor temannya. Lalu setelah ia peroleh uang dari bank, kemudian kabur dan tidak perduli dengan nasib temannya itu. Ada juga orang yang menipu temannya bahwa keluarganya sedang sakit sehingga ia dipercaya untuk meminjam uang kepada temannya . Juga setelah ia peroleh uang pinjaman, kabur dan tidak sedikitpun punya niatan untuk membayar. Ada orang yang berdagang. Ia terima dagangan itu dengan tanpa modal namun yang ia setorkan tidak sesuai dengan jumlah dagangan yang dititipkan, ia merasa telah menang dengan menipu orang lain.dapat modal sepuluh barang, namun yang disetorkan hanya lima. Dikira Allah tidur, padahal tidak setiap sen-pun yang luput dari pengawasan Allah. Allah menganggapnya itu adalah hutang, yang tidak akan bisa masuk kedalam syurga sebelum hutang itu terselesaikan.
Tidak perlu khawatir bagi engkau yang telah meminjamkan uang kepada orang lain kemudian yang meminjam itu  kabur dan tidak membayar. Engkau sama sekali tidak rugi. Allah menggantimu dengan rizki lain dari jalan yang tidak pernah engkau duga sebelumnya, tapi mungkin engkau tidak menyadarinya, karena memang demikianlah Allah saat memberi nikmat dan rizki kepada manusia yang tidak ingin diketahui oleh manusia tersebut.  Kedua, engkau juga mendapatkan keuntungan kelak nanti diakhirat, yang akan mendapatkan tambahan pahala sebesar uang yang kau pinjami kemudian dikalikan sepuluh dari orang yang meminjam uang itu padamu. Jika ternyata ia tidak mampu membayar dengan pahalanya, maka dosamu akan dilimpahkan kepadanya sebesar uang yang kau pinjamkan.
Demikian pula orang yang curang dalam berdagang, tempat kembalinya adalah neraka wail. Ibadah yang ia lakukan tidak akan mampu menolong kecurangannya.
Semoga Allah karuniai taufik dan hidayah kepada kita serta keberanian untuk menyelesaikan urusan kepada sesama manusia.
salam hangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar