Ada orang yang cuma baca alfatihah saja bisa bikin orang kangen. Ada juga yang cuma baca alfatihah bikin penyakit
sembuh. Malah, ada yang cuma
baca alfatihah bikin orang yang mau berbuat jahat, malah berbalik kejahatan itu
menimpa si pelakunya. Tidak sedikit para kiyai atau bukan kiyai, yang begitu
disakiti orang lain, kemudian ia membaca alfatihah yang padahal alfatihah yang
dibacanya itu hanya untuk meminta agar Allah menambahkan kesabaran lagi pada
dirinya karena telah dihina dan dicaci maki
seseorang, tapi justru malah
membuat orang yang menghina jatuh sakit dan hampir tiada dapat disembuhkan. Sebab
barangkali lantaran Allah ingin menghentikan akhlak buruknya yang suka menghina
dan mencaci maki itu dengan penyakit. Allah kan tahu, mungkin hanya dengan sakit lah, ia bisa berhenti dari sifat
tercelanya itu. Sebegitu mujarabnya alfatihah buat sebagian orang.
Tapi ada juga orang yang baca alfatihah sampai
mulutnya berbusa buat ngobatin orang, masih ndak mempan juga. Ada yang sengaja secara
khusus ‘muasain’ alfatihah buat melet
orang, masih juga ndak ‘nyantel. What happen? Ada apa dengan
alfatihahnya? Kok sepertinya alfatihah yang dibacanya tidak bermanfaat buat
apapun sih? Hemmm…. Ini nih yang
dibilang alfatihah ‘tumpul’. Padahal kanjeng Rasul telah bersabda: “ada dua do’a yang jika dibaca oleh manusia, maka Allah akan menjawabnya saat
itu juga, yakni tiga ayat terakhir surat
al-Baqarah dan surat alfatihah.” Namun mengapa tidak semua orang bisa menggunakan alfatihah-nya buat
hajat yang di inginkannya? Apa jangan jangan Allah pilih kasih? Atau barangkali
ini yang dimaksud sebagai ‘orang-orang yang dikehendaki Allah’?
Bukan…!! Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengasih yang
tak pernah pilih kasih. Tuhan Yang
Maha Penyayang, yang sayangnya tiada pernah
terbilang. Laa nufarriqu bayna ahadin (Dialah Tuhan yang tak pernah membedakan antara satu dengan yang
lainnya). Manusia-lah yang membuat dirinya berbeda.
Semua manusia telah sama dibekali Al-Qur’an sebagai petunjuk, obat
dan senjata dalam hidup. Wanunazzilu minal qur’ani maa huwa syifaa’u
warahmah. Namun ada manusia yang mau memanfaatkannya, ada juga yang masa bodoh. Di sisi lain, ada orang yang ingin memanfaatkannya cuma tidak tahu caranya. Nah, tulisan kali
ini akan memberi satu diantara ribuan cara agar ayat Al-Qur’an, khususnya
surat alfatihah memiliki bobot yang sangat mustajab. Istilah orang Jawa bilang, “alfatihahnya mandi
alias manjur”.
Saya pernah mendapat sms dari seseorang yang
berisi tentang hujatan, cacian dan makian. Sudah 15 kali ia mengirimkan ke sms
center di pesantren dengan waktu yang
berlainan. Sempat terusik juga hati ini sehingga pada saat itu saya bergegas
ambil wudhu, shalat dan
bermunajat dengan surat alfatihah agar Allah tambahkan kesabaran pada saya
dalam menghadapi berbagai macam
tabiat manusia. Subhanallah, betapa terkejut saya ketika seminggu
kemudian datang sebuah
keluarga ke pesantren dan mengaku
sebagai keluarga yang telah mengirimkan sms ‘kotor’ itu. Mereka meminta maaf
atas perbuatan saudaranya itu, karena katanya, kini kondisinya sedang sekarat
sejak tiga hari yang lalu. Penyakit dadakan yang mengakibatkan stroke dan hampir
seluruh tubuhnya tidak berfungsi. Rupanya
menghina dan mencaci maki orang lain sudah menjadi tabiat baginya,
sehingga Allah hentikan keburukan itu dengan cara menurunkan penyakit pada
dirinya. Kebetulan pada saat keluarganya datang pada saya untuk meminta maaf, saya sedang bersama rekan yang
juga seorang pendiri pesantren di bilangan Banten. Saya ajak beliau untuk menemui yang sakit. Allahuakbar,
setelah beliau membaca surat alfatihah dan disebulkan ke ubun-ubun si sakit, mendadak ia langsung bisa
menggerakan bagian tubuhnya satu persatu. Benak saya bergemuruh, subhanallah. Sebegitu tajamnya alfatihah yang
beliau miliki. Memang saya ketahui selama hidup bersamanya dahulu, beliau
merupakan orang yang hampir
tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib, dhuha, apalagi tahajud. Alfatihah selalu
beliau gunakan disetiap shalat.
Barangkali itulah yang membuat alfatihahnya menjadi sangat ‘tajam’. Alfatihahnya jadi terasah karena sering
digunakan untuk shalat fardu
maupun sunnah. Berbeda
ceritanya dengan seorang teman saya yang
lainnya, ia dianggap sebagai tokoh agama yang cukup ternama. Namun tidak sedikit orang yang mengeluh bahwa
do’a yang ia panjatkan buat
orang lain, seperti tidak terjawab. Alfatihahnya ‘muntul’. Secara tanpa sengaja
saya mendapatkan jawaban atas mengapa alfatihah rekan saya itu sepertinya
tumpul. Beberapa kali saya bepergian bersamanya, rupanya ia orang yang suka
meremehkan shalat. Sehingga
alfatihahnya jarang digunakan untuk shalat fardu apalagi shalat
sunnah. Pantas saja jika alfatihahnya jadi tumpul, mungkin karena jarang
terasah.
Kisah diatas hanya segelintir dari kesaksian
saya mengenai tajam atau tidaknya alfatihah pada diri seseorang. Oleh
karenanya, saya berani menyimpulkan bahwa seseorang yang sering menggunakan
alfatihahnya buat shalat
fardhu dan sunnah, ia akan menjadi sangat ampuh untuk setiap do’a yang dipanjatkan. Apalagi jika seseorang
mau mendawamkan atau membiasakan untuk membaca surat alfatihah dalam berbagai
keadaan. Di perjalanan, saat bekerja, atau pada saat sedang diam menunggu. Jika
alfatihah selalu terucap dari bibirnya, maka rasanya cukup baginya alfatihah
sebagai pendamping hidupnya yang dapat ia gunakan untuk berbagai hal.
Bukankah alfatihah itu terdiri dari tujuh ayat.
Rasul menyebutnya sebagai sab’ul matsani. Artinya tujuh ayat yang
diulang-ulang. Sedangkan bagi
wanita haid dibolehkan membaca ayat Al-Qur’an tidak lebih dari tujuh ayat.
Itu artinya, wanita yang sedang haid boleh membaca surat alfatihah. Jadi tidak
ada alasan bagi setiap orang untuk meninggalkan surat alfatihah, baik laki
maupun perempuan. Tapi itupun bagi orang yang ingin memiliki senjata ampuh yang
tak terlihat oleh mata. Gampangnya ngomong, orang yang kepingin punya karomah,
maka jadikanlah alfatihah sebagai zikir hariannya.
Guru saya pernah berpesan, “Allah telah
memberikan alfatihah buat seluruh hamba-Nya, termasuk dirimu. Jika engkau sering mengabaikan alfatihah itu
atau jarang menggunakannya,
maka alfatihah yang kau miliki akan tumpul, tak bisa ‘digunakan’ untuk apapun. Jika engkau ingin dimudahkan dalam
urusan rezeki, maka sanggupkah bagimu membaca surat alfatihah sebanyak 313 kali
setiap habis shalat fardhu?”
Atau barangkali anda ingin suami atau istri
anda menjadi sayang dan merasa kasihan kepada anda? Maka lakukanlah amalan
berikut ini, biasakanlah membaca surat alfatihah dalam berbagai keadaan.
Kemudian jika malam telah tiba, kira kira suami atau istri anda sudah tidur,
bacakanlah hadiah alfatihah buat suami
atau istri anda. Sebutkan nama lengkapnya dan bayangkan wajahnya. Kemudian
seusai membaca alfatihah, bayangkanlah anda meniupkan alfatihah tersebut ke
ubun-ubunnya. Syukur- syukur jika anda sedang berada di sisinya. Semoga bermanfaat dan salam
hangat. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar