Ada sang lesbi didalam syurga
Lama juga aku tidak bertandang ke negeri beton, hongkong
setelah juni 2011 lalu,. Karena memang aktivitasku yang lumayan padat. Dimana
aku harus mengurus dua pesantren yang baru berusia dini, disamping itu dunia
bisnis tidak bisa kutinggalkan, mengingat pesantren yang ku kelola dihuni oleh
sebagian besar orang orang yang tak mampu, sehingga aku harus berjuang keras
mencari pendapatan guna menutupi kebutuhan mereka.
Setelah kepulanganku dari hongkong kemarin, baru beberapa
hari dirumah, aku harus terbang lagi menuju eropa untuk mengklarifikasi urusan
bisnisku yang agak sedikit bermasalah. Maklumlah, tidak mungkin bagiku untuk
menetap dinegara itu, lantaran ada kepentingan lain yang harus kulakukan
dinegri sendiri. Sehingga segala sepak terjang yang dilakukan oleh pegawaiku di
eropa sana, tidak bisa maksimal dapat kupantau. Meski segalanya telah
kupasrahkan kepada Allah, namun hukumNYA yang berupa kausa prima telah mengikat
alam ini. Dan aku termasuk bagian dari alam ini yang harus tunduk terhadap
sunatullah itu. Aku harus get action membenahi segala yang menjadi akibat dari
sebuah sebab.
Kepergianku kejerman tanpa sepengetahuan siapapun. Maksudku,
agar aku bisa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sebab jika mereka tahu bahwa
aku akan bertandang kesana, pastinya mereka akan mengkondisikan keadaan agar
seperti tidak terjadi apa apa. Dari bandara, aku menggunakan taksi menuju
kantorku. Namun betapa terkejutnya aku, ternyata kantorku sudah pindah tanpa
sepengetahuan diriku. Lebih malangnya lagi, lantaran kecerobohanku, tas yang
berisi dokumen dan uang serta handphone yang
kubawa dari rumah, hilang dinegri orang. Bingung mau menghubungi siapa, padahal
semua nomor penting ada di handphone itu. Setelah lama ku berdiam diri mengingat
ingat kembali nomor mobil taksi yang tadi kutumpangi, hasilnya nihil. Sama
sekali tak dapat kuingat. Aku hanya bisa terduduk lemas di pinggir trotoar
jalan dekat kantor. Untung saja pasporku, rapih kusimpan dalam jasku.
Dihalte sebrang jalan, kulihat ada wanita menggigil dalam
posisi bersedekap dan membungkuk. Lama juga kuperhatikan wanita itu. Otakku
berfikir bahwa wanita itu sepertinya
sangat kedinginan. Dari wajah dan kulitnya, ia bukan asli orang pribumi. Aku
yakin, dia juga adalah visitor seperti aku. Kuhampiri wanita tersebut, kemudian
kutanya.
“are you fine?”
“cool….” Jawabnya dengan suara bergetar. Lekas kubuka jasku
dan kuberikan padanya. Wanita itupun langsung menyambar jas yang kusodorkan.
Setelah mengenakan jas, wanita itu kemudian berdiri dan langsung menghentikan
taksi. Lalu menghilang dari pandanganku terbawa oleh taksi yang ia tumpangi.
“astagfirullah….!!!” Aku kaget bukan main sambil menepuk
jidat. Pasporku terbawa dalam jas yang dikenakan wanita itu. “ya Allah,
sempurna sudah kesembronoanku”
Tak tahu apa yang dapat kuperbuat. Kuberjalan mengikuti
kemana kaki melangkah, tapi kemudian otakku berfikir untuk mencari konsulat
jendral republic Indonesia dinegara itu. Hemmm, kucoba bertanya Tanya kepada
setiap orang yang kulewati, namun hasilnya tetap nihil. Semuanya menggelengkan
kepala.
Hari semakin gelap. Kurasa ini sudah waktunya magrib. Ku
berhenti disebuah taman. Berwudhu dan kuhadapkan wajahku kepada sang pencipta
langit dan bumi. Hawa dingin mulai menyeruak keseluruh tubuhku. Perutkupun
sudah mulai berteriak meminta haknya. Kukatakan dalam hati, “sabar, tidak
mungkin Allah akan membuatmu kelaparan sampai mati. Kulanjutkan perjalananku.
Malam kian beranjak larut. Tubuhku semakin lemas. Mataku berkunang. Dan tak
terasa aku jatuh dipinggir jalan. Semua menjadi gelap. Mata, otak dan
fikirankupun gelap. Aku taksadarkan diri.
Saat kubuka mataku, bau obat menusuk hidungku. Oh, rupanya
aku sudah berada dirumah sakit. Aku bertanya kepada suster yang merawatku
tentang siapa yang membawaku ketempat ini, mereka menceritakan kejadiannya
hingga polisi membawaku kerumahsakit ini. Selang berapa lama, tiba tiba ada
orang Indonesia dating menghampiriku. Rupanya beliau adalah KJRI untuk negara jerman
itu yang mendapat laporan dari pihak kepolisian setempat tentang diriku.
Singkat cerita, aku dibawa ke kantor KJRI. Aku ditanya ini
dan itu. Dan kuceritakan semua tentangku dan hingga aku berada dijerman ini.
Kemudian mereka berjanji akan membantuku menyelesaikan perkaraku.
“Alhamdulillah….” Ucapku kehadirat Allah ta’ala.
Setelah kulaksanakan sholat zuhur di musholah kecil yang
berada di KJRI itu, tiba tiba ada seorang pegawai dating kepadaku dan
membisikan sesuatu ketelingaku.
“maaf pak, ada wanita cantik yang mencari bapak di ruang
tunggu.”
Aku heran, rasanya tidak satupun pegawaiku yang mengetahui
keberadaanku disini. Bathinku terus bertanya hingga kakiku beranjak menemui
wanita misterius tersebut.
“masya Allah….!” ternyata dia adalah wanita yang kuberikan
jas kemarin sore. Kuhampiri dia danku berbincang bincang dengannya.
(dari mulai bait ini, aku menuliskan percakapan kami dengan
langsung terjemah bahasa Indonesia)
“ namaku biyu fang, dari hongkong “ ucapnya sambil
menyodorkan tangan kehadapanku.
“mahfudin” balasku.
“terimakasih atas
kebaikanmu kemarin memberikan baju penghangat buatku. Sesampainya
dihotel kemarin, Pada saat kulepas baju
itu dari badanku, ada paspor terjatuh dari dalam saku. Kufikir ini adalah
dokumen penting, lalu aku bermaksud memulangkan ini padamu” ujar biyu sambil
memberikan pasporku. “kamu ceroboh sekali ya” lanjutnya.
“betul, aku memang sangat ceroboh, hingga bahkan tasku yang
berisi dokumen, uang dan handpone ku pun hilang terbawa taksi……” lalu aku
menceritakan semua kejadianku secara detail
hingga aku terdampar di KJRI ini.
Entah, aku sendiri heran mengapa aku begitu polos menceritakan semuanya
kepada orang yang baru kukenal.
Kemudian aku melihat biyu menitiskan airmata mendengar
ceritaku, ia meraih tanganku, menggenggam dan meremas. Aku merasa risih, perlahan lahan kulepas genggamannya.
Sebab jika secara langsung, khawatir membuatnya tersinggung. Rupanya gelagatku
terbaca olehnya.
“tenang saja, aku adalah seorang lesbi, yang tidak akan
jatuh cinta kepada lelaki.”ujarnya terus melepaskan genggamannya. “tiga hari
yang lalu aku dating ke jerman ini bersama kekasih lesbiku. Kami bermaksud
liburan dan bersenang senang. Tapi kemudian ternyata dia berkhianat
dibelakangku. Rupanya dia memilih jerman ini karena ada wanita yang dicintainya
juga berangkat kesini. Dan mereka bertemu lalu berkencan tanpa sepengetahuanku.
Dia hanya memperalatku untuk bisa sampai ketempat ini. Kuakui memang aku sudah
terbius oleh cintanya. Meskipun dia sama wanita sepertiku, tapi aku merasakan
kehangatan cinta yang kemudian cinta itu membuatku lupa segalanya. Hamper
sebagian kekayaanku telah dihabiskan olehnya, cinta telah membuatku buta. Aku
rela segala yang kupunya dihabiskan olehnya asalkan ia tetap bersamaku. Namun
rupanya ini adalah titik akhir dari semua kegilaan ini.” Cerita biyu sambil
sesekali menyeka airmatanya. Kuambilkan tisyu yang ada diatas meja dan
kuberikan padanya. Biyu banyak sekali bercerita tentang kehidupannya, seakan
akan kami telah lama akrab. Ada canda, ada tangis dan gelak tawa dalam
perbincangan kami. Tak terasa, jam ditangan sudah menunjukan waktu ashar. Aku
mohon diri sejenak dari biyu untuk melaksanakan sholat ashar. Biyu mengikutiku
dari belakang, dan menyaksikan ibadahku. Sejak saat itu, biyu sering dating ke
tempatku untuk mengajakku berjalan jalan dan bercerita tentang berbagai hal. Hingga
tibalah waktu kepulanganku ke Indonesia.
Komunikasi kami tiada terputus meski kami telah berada
dinegaramasing masing. Hingga pada tanggal 27 januari 2012, saat aku harus
bertandang ke negri biyu, hongkong, untuk memberikan tausiyah buat saudari saudari
muslim dinegri beton itu, aku menelpon biyu ketika sudah mendarat dibandara
hongkong. Ku sms kan alamat apartemen tempat penginapanku. dan Ia pun dating
menemuiku.
Kami terlibat pembicaraan yang sangat hangat sekali, mungkin
lantaran telah beberapa bulan tidak bertemu. Dari mulai perbincangan penuh
canda hingga yang paling serius, terus menyambung seakan tiada putusnya.
“aku curiga, sepertinya kamu ini, tokoh agama ya? (ustadz),
kok dari pembicara’anmu selama ini, bijaksana sekali. Jangan jangan, aku bisa
jatuh cinta beneran sama kamu loh!” ujar biyu setengah meledek.
“howww… tenang aja, aku homo kok, jadi tidak mungkin jatuh
cinta terhadap wanita, huahahaha….” Ledekku mengulang kalimat biyu ketika
pertama kali bertemu. Kami berdua tertawa lepas. “eh, ngomong ngomong, gimana
cara kamu bisa melepaskan diri dari dunia lesbimu itu?” tanyaku penasaran.
“hemmm, sebenarnya gampang kok, tinggal buang aja handphone
dan nomorku, dan semua keneraka deh. Tapi sayangnya, pada waktu itu aku belum
tega untuk melakukannya, jadi, ya terus saja terjerumus didunia itu. Tapi
sekarang, tekadku sudah bulat. Akan akan merubah hidupku menjadi lebih baik
lagi. Aku ingin hidup normal layaknya wanita. Layaknya manusia yang punya cinta
dan punya Tuhan. Cuma…..” biyu menghentikan kalimatnya dan tertunduk.
“jika dalam 12 hari ini kamu bisa selalu bersamaku, maka aku
akan mengenalkan Tuhan kepadamu. Gimana?”
tawarku.
“setuju!” jawab biyu dengan semangat dan mata yang berbinar.
Mulai sejak itulah biyu banyak bertanya tentang islam
kepadaku. Dan kujawab berdasarkan rasionalitas semampuku. Sebab aku takut bila
kujawab dengan bahasa ‘langit’ jiwanya tidak akan sependapat dengan logikanya. Kuajak dia untuk mengikuti
pengajian di tsim tsa coy pada sabtu sore. Lucu juga saat pertama kali melihat
ia pakai jilbab. Karena memang itu syarat yang ku berikan pada biyu jika ia
ingin mengikuti pengajian ku. Keesokannyapun kuajak lagi biyu untuk mengikuti
pengajian di lapangan basket wanchai.
Hari senin tanggal 30 januari 2012, pagi, biyu sudah dating
ke apartemenku. Dia menarikku untuk pergi ke taman victoria. Sepertinya ada hal
penting yang ingin ia bicarakan terhadapku.
“mef….” Biyu memanggilku dengan mef. Tadinya dia memanggilku
dengan sebutan ‘din’, tapi aku langsung protes. Kuteriak padanya, “emang aku
tukang cendol, dipanggil ‘din’. Ogaaaahhh….” Dan biyu tertawa hingga terpingkal
pingkal.
“apakah dalam ajaran islam, lesbi itu termaafkan?” Tanya
biyu penuh harap.
“islam mengajarkan, bahwa dosa sebesar apapun akan
termaafkan, asalkan pelakunya mau benar benar bertaubat dan merubah diri
menjadi lebih baik.”
“mengapa ada halal dan haram. Mengapa juga ada dosa dan
pahala dalam islam, mef…?”
“Segala yang halal dan berbuah pahala, itu adalah kebaikan
yang manfaatnya bisa dirasakan oleh manusia itu sendiri. Ketika seseorang
berbuat baik, jiwanya akan merasa bahagia, dan itu adalah pahala. Sebaliknya,
haram dan dosa itu adalah suatu perbuatan yang akan membuat pelakunya
menderita. Oleh karenanya, ketika seseorang telah berlinang dosa, kemudian ia
mau memohon ampun dan menyesali perbuatannya serta berbenah diri untuk mencari
kebahagiaan dengan berbuat sesuatu yang telah di atur dalam agama islam, maka
dosa dan penderitaannya-pun akan tertutupi dengan kebahagiaan jiwanya.
Demikianlah sinyal Tuhan mengampuni segala dosa.”
“mef, aku tertarik sekali dengan segala tindak tandukmu
selama ini. Kamu baik, sopan dan mampu menghargai aku, orang yang hina ini.
Tadinya kufikir hanya dirimu saja yang bisa berbuatseperti itu, tapi ternyata,
semua saudara saudara muslimmu di pengajian beberapa kali itu, mereka sangat
ramah, sopan dan aku merasa dihargai sekali. Aku ingin sekali menjadi saudara
mereka, menurutmu bagaimana?”
“kamu baru bisa menjadi saudara mereka jika kamu juga
muslimah seperti mereka. Demikian junjungan kami nabi Muhammad bersabda.
Innamal mu’minuna ikhwah, sesungguhnya sesame muslim itu bersaudara, maka
perbaikilah selalu hubunganmu terhadap mereka.”
“mef, aku ingin bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
dan nabi Muhammad adalah utusanNYA. Bantu aku mef…!!!”
Mendengar ketulusannya, mataku berkaca. Dan setelah
kubimbing untuk bersyahadat, sejak saat itu biyu mulai belajar sholat.
Berhari hari, selama ku berada di hongkong, ia terus belajar
agama. Dari mulai membaca iqro sampai cara menutup aurat. Hingga ketika aku
berangkat ke macau untuk mengisi tausiyah disana, biyu-pun ikut denganku. Tak
pelak gossip menyerangku, yang katanya aku sudah punya istri baru-lah,
selingkuh-lah, apa-lah. Terserah orang mau bilang apa. Aku sudah terbiasa
mendapat cercaan seperti itu.
Sampai kemudian pada tanggal 7 februari 2012 saat aku harus
pulang ke Indonesia. Biyu yang katanya akan mengantarku ke bandara, namun sudah
sesiang ini, batang hidungnya tak juga nampak. Aku telepon, tak diangkat.
Akhirnya harus kurelakan juga, pulang tanpa dirinya. Entah, aku sudah merasa
akrab sekali dengannya. Ia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, karena
usianya masih 20 tahun. 13 tahun jauh dibawahku.
Dalam perjalanan pulang. Di pesawat aku tertidur. Aku
bermimpi diajak oleh seseorang memakai jubbah serba putih. Harum sekali
aromanya. Ia mengajakku kesuatu tempat yang indahnya luar biasa. Aku bertanya
kepadanya.”tempat apa ini?” lalu orang itu menjawab, “syurga”. Lalu aku memandangnya jauh kesana. Tiba tiba
kulihat ada biyu sedang tersenyum melambaikan tangan bersama bidadari bidadari
disana. Kubalas lambaian tangannya dan aku terbangun. Kemudian entah, ada rasa
gelisah yang mendalam dibenakku. Aku teringat akan biyu. Ya Allah, mengapa aku
se-resah ini? Semoga biyu baik baik saja.
Sesampainya di
bandara soekarno hatta, langsung kuhidupkan handphone ku yang tadinya kumatikan
karena berada dalam pesawat. Kutelepon biyu. Kali ini diangkat, namun yang
menerima mengaku polisi. Kemudian polisi tersebut menerangkan bahwa biyu telah
wafat.
Selamat tinggal Biyu fang. Hanya airmata dan do’aku yang
mampu mengantarkanmu pada kekasih sejatimu. Percayalah, Allah lebih mencintai
dan menyayangimu. Engkau akan hangat berada dalam pelukanNYA.
subhanallah, memang rahasia Allah selalu mengejutkan.............jazakallah ust atas kisah ini luar biasa
BalasHapus